tag:blogger.com,1999:blog-55830808197320925652024-03-12T18:27:56.269-07:00Catatan HarianMoses Binwasefhttp://www.blogger.com/profile/04422766832173277283noreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-5583080819732092565.post-55835607452058306412009-12-09T06:16:00.000-08:002009-12-09T06:19:00.647-08:00PsikoLogiKategori Organisasi Industri<br /> Oleh : Ubaydillah, AN<br /> Jakarta, 11 Agustus 2009<br /> <br /><br />Pentingnya Pertanyaan Diri <br /><br />Semua orang sudah tahu, tujuan ke kantor adalah untuk bekerja (to work). Tapi dalam prakteknya, belum tentu tujuan itu yang benar-benar kita realisasikan secara optimal. Bisa jadi, dari 100% jam kerja kita, hanya sedikit yang kita realisasikan untuk benar-benar bekerja, dan sisanya untuk bertengkar (to fight). Memang, kita seringkali tidak bisa menghindari hal-hal yang bersifat politis di kantor yang memicu perselisihan dan pertengkaran.<br /><br /> <br /><br />Itulah kenapa sampai muncul istilah office politic. Menurut Andrew Durbin (Winning Office Politic, 1990), office politic adalah cara halus / informal untuk mencapai kekuasaan atau keuntungan (pribadi / kelompok). Melihat hasil riset Roffey Park, terhadap sejumlah manajer, yang meskipun itu diadakan di luar negeri, office politic menduduki ranking atas dari penyebab utama konflik. <br /><br /> <br /><br />Oleh karenanya, pertanyaan seputar diri (tentang diri, terhadap diri, saat sendirian), seperti apakah kita ke kantor, apakah untuk bekerja atau untuk bertengkar, menjadi penting sebagai sebuah cermin. Walau kita sudah tahu jawabannya, tetapi yang seringkali kita lupakan adalah memunculkannya. Kenapa ini menjadi penting? Kalau melihat kajian psikologi, ternyata mempertanyakan diri sendiri berfungsi menyuburkan stamina spiritual.<br /><br /> <br /><br />Yang termasuk stamina spiritual di sini adalah pencerahan dan vitalitas. Dengan menyadari bahwa tujuan kita ke kantor untuk bekerja, berkarya, berkreasi, dan berkontribusi, maka kita akan terbentengi dari keterhanyutan dalam pertengkaran. Dengan bertanya apa makna hidup kita, akan membuat kita mencari-cari makna yang lebih esensial di dalam pekerjaan, kesulitan, hambatan, atau pun tantangan yang harus atau pun sedang dihadapi. Proses tersebut akan memfasilitasi munculnya kesadaran.<br /><br /> <br /><br />Jika melihat nasehat Tao, ternyata kesadaran itulah yang menjadi sumber kekuatan jiwa. Kesadaran di sini bisa kita maknai sebagai keterhubungan (connectedness) antara kita dengan apa yang kita perjuangkan / usahakan / kerjakan. Keterhubungan ini, tidak hanya berlaku untuk pekerjaan, tapi juga dengan orang lain (pimpinan, bawahan, kolega). Sebagai ilustrasi, jika bekerja tanpa hati dan motivasi, maka hasilnya dipastikan pas-pasan bahkan buruk. Jika berelasi dan bekerja sama tanpa rasa kebersamaan baik dalam tanggung jawab dan komitmen, maka yang ada adalah kompetisi negatif dan clique / group think.<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />Perenggut Kesadaran<br /><br />Meski pertanyaan-pertanyaan yang menggugah kesadaran itu nampak sepele, namun seperti yang kita alami, kemunculannya tidak secara otomatis membuat kita benar-benar sadar. Kenapa? Tentu banyak sebabnya. Hanya, jika melihat berbagai rujukan, rupanya ada beberapa hal yang bisa kita sebut sebagai perenggut kesadaran mental. <br /><br /> <br /><br />Sebagian dari sekian perenggut itu adalah amarah (lengkapnya nafsu amarah) yang gagal kita kendalikan. Nafsu ini adalah dorongan batin yang mendikte kita untuk melakukan sesuatu yang ditentang oleh suara hati nurani. Pemicunya adalah egoisme kepentingan / kebenaran diri yang kita pertahankan mati-matian.<br /><br /> <br /><br />Semakin sering kita menggunakan kebenaran sendiri sebagai pemandu sikap dan perilaku, mungkin akan semakin kita sering marah. Supaya nafsu ini bisa kita tundukkan, menurut pengalaman jutaan manusia, tidak ada cara lain kecuali dengan melatih diri melihat kebenaran universal yang bisa di temukan dalam hati nurani. Jika hati nurani kalah suara, cobalah untuk melihat echo nurani dari sikap lingkungan terhadap diri kita. Sebab kita suka memutlakkan kebenaran diri dan melupakan bahwa kita manusia yang punya keterbatasan.<br /><br /> <br /><br />Ada sebab lain yang diungkap Alber Bandura (How people do bad thing: 1991). Menurutnya, orang bisa melakukan hal-hal yang merugikan dirinya dan orang lain karena sistem self-regulatory di dalam dirinya sedang off sehingga gagal membedakan. Yang membuatnya off adalah usaha kita untuk merasionalisasi tindakan supaya mendapatkan pembenar yang rasional, bukan mengoreksi / memperbaiki. Misalnya kita berkesimpulan, fighting yang kita lakukan itu cukup beralasan dengan sekian pembenar yang sudah kita siapkan.<br /><br /> <br /><br />Ada lagi yang oleh nasehatnya Tao disebut sebagai penggelap batin, yaitu insecurity (rasa tidak aman) dan egocentricity of selfisness (egoisme). Munculnya rasa tidak aman dalam jiwa disebabkan karena kita tidak memiliki pondasi nilai-nilai yang membuat jiwa kita aman. Jika rasa itu terus menggunung, maka yang muncul adalah usaha-usaha untuk mementingkan diri sendiri atau penonjolan diri secara berlebihan. Akibatnya, kita gampang menyerang orang karena merasa ada yang mengancam kepentingan diri atau mudah melawan untuk memberi makan rasa tidak aman yang lapar.<br /><br /> <br /><br />Bentuknya antara lain: kita memaksakan proses atau keadaan agar harus sesuai dengan keinginan egois kita, memaksa diri untuk harus terkesan sebagai orang yang cerdas dengan mematahkan argumen orang lain karena kita takut dibilang bodoh, kerakusan, mengatur / menguasai orang lain secara tidak sehat, melawan hanya untuk melawan dan lain-lain<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />Hanya Surga yang Ideal<br /><br />Dengan memunculkan beberapa pertanyaan diri, tak berarti kita harus menjadi orang yang perfeksionis secara tidak rasional. Misalnya kita menolak / mengingkari secara batin berbagai bentuk konflik, dan pertengkaran. Ini tentu tidak rasional. Kenapa? Yang namanya di dunia itu pasti ada hal-hal yang tidak kita harapkan. Hanya di surga yang memastikan kenikmatan sempurna. <br /><br /> <br /><br />Berbagai pertanyaan diri yang spiritual itu antara lain berguna agar kita cepat kembali pada track yang semestinya. Bayangkan jika kita lengah dalam waktu yang cukup lama? Bukan tak mungkin hidup kita menjadi tak efektif dan tak efisien. Dalam agama, pertanyaan diri itu termasuk apa yang disebut penasehat di dalam diri. Orang yang oleh Tuhan dikehendaki baik akan memiliki penasehat di dalam diri yang mampu mencegah dan menyuruh (kebaikan, kemaslahatan, dan kebenaran).<br /><br /> <br /><br />Selain berguna mengembalikan pada track, pertanyaan diri itu juga berguna untuk memfasilitas proses pembelajaran terhadap apa yang terjadi, sehingga membuat kita menjadi bijak atau memperoleh banyak pencerahan. Bijaknya kita itu bukan karena berhasil menolak apa yang terjadi atau menyikapinya secara asal-asalan, melainkan karena kita mencerna pelajarannya. Untuk bisa mencerna, pertanyaan diri menjadi modal penting. Pengalaman dan pengetahuan belum tentu membuat kita makin bijak jika tanpa dicerna.<br /><br /> <br /><br />Kegunaan lainnya adalah untuk memunculkan cahaya positif yang akan bekerja menginspirasi orang lain mengubah dirinya setelah melihat perubahan dalam diri kita. Dalam prakteknya, diri kita memunculkan cahaya yang bisa negatif atau positif, baik secara temporer atau konsisten, tergantung bagaimana mengolah batin. Orang yang belajar beladiri untuk arogansi akan memunculkan cahaya yang menginspirasi dunia di sekitarnya untuk berkelahi. Semakin keras nafsu kita untuk penonjolan diri (power show), akan semakin banyak orang serupa yang kita temui.<br /><br /> <br /><br />Logika spiritual ini dapat kita gunakan untuk memahamkan diri bahwa dengan semakin banyak pertengkaran yang kita ladeni atau yang kita menangkan, tak berarti akan membuat posisi kita makin aman dan tenteram. Atau tidak berarti akan semakin sedikit jumlah pertengkaran yang kita hadapi. Justru akan semakin sering dan akan semakin banyak orang yang menawarkan pertengkaran.<br /><br /> <br /><br />Bila kita termasuk orang yang dituakan / dianggap / diangkat sebagai pemimpin, logika spiritual ini menjadi sangat penting. Kenapa? Kata Marshall dan Zohar, kita sulit mengubah orang lain yang rakus supaya tidak rakus kalau kita sendiri rakus. Atau intinya, kita tidak bisa menginspirasi orang lain untuk mengubah dirinya ke arah yang lebih baik, jika level spiritual kita masih berada di kelas yang sama, karena cahayanya sama. <br /><br /> <br /><br />Logika ini bisa kita terapkan dari mulai memimpin divisi, keluarga, organisasi, sampai ke negera. Bedanya, semakin luas wilayahnya, semakin butuh penggalian yang lebih dalam supaya cahayanya makin terang. Meski begitu, prinsip dasarnya tetaplah tak berubah. Sulit membayangkan rakyat peduli pada negara kalau para pemimpinnya hanya sedikit yang peduli sama bangsanya, karena cahayanya sama.<br /><br /> <br /><br />Meski ilmu manajemen sudah banyak menawarkan tool untuk mengubah orang lain, dari mulai pakasaan, pengkondisian, atau pemberian insentif, tetapi mengubah orang lain yang nyaris tak ada perjuangannya dan persoalannya adalah mengubah dengan memberi cahaya. Cuma, cahaya itu biasanya tak mau diberi indikator mate-matis dan tak mau mendikte langsung.<br /><br /> <br /><br />"tetapi mengubah orang lain yang nyaris tak ada perjuangannya dan persoalannya adalah mengubah dengan memberi cahaya."<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />Proses Pembelajaran<br /><br />Kembali pada pokok bahasan mengenai bagaimana supaya kita terhindar dari office politics yang merugikan atau kalau bisa malah dapat memfasilitas dinamika di kantor sebagai proses menuju kematangan spiritual, maka tentu ini butuh proses pembelajaran. Tak mungkin semuanya bisa diraih langsung atau membiarkan. Beberapa proses pembelajaran yang dibutuhkan itu antara lain:<br /><br /> <br /><br />Pertama, memunculkan kesadaran bahwa kita punya pilihan. Situasi atau orang yang menawarkan pertikaian tak ada yang mengharuskan dibalas secara pertikaian. Reaksi itu pilihan kita. Sayangnya, terkadang kita tidak menyadari bahwa kita memiliki pilihan untuk YA dan TIDAK. Kita terhanyut dalam keharusan bereaksi. Karena itu, orang yang sedang berpuasa diharuskan memilih kata TIDAK pada tawaran pertikaian sebab salah satu inti puasa adalah belajar mengontrol pilihan. <br /><br /> <br /><br />Kedua, memaksa diri untuk belajar menentukan keputusan yang jelas pada hal-hal yang membutuhkannya. Terkadang kita tak mampu mengambil keputusan yang jelas karena merasa tidak kuasa, "The I Can Not" (misalnya, saya tak tahan, memang sudah begini watak saya, dst) atau karena pilihan dan alasan kita tidak tegas, "The Yes-but" (saya tahu pertengkaran ini merugikan, tapi...., dan berbagai "tapi" yang lain).<br /><br /> <br /><br />Mestinya, untuk pembelajaran, kita perlu memaksa diri harus tegas dengan mengurangi sejumlah persyaratan dan menambah alasan. Misalnya, kita tidak mau meladeni pertengkaran, karena kita punya pilihan yang sadar untuk itu, meski kita punya kesempatan untuk membalasnya, dengan alasan yang material (fisik atau keuntungan pribadi) dan spiritual (keimanan, dst). <br /><br /> <br /><br />Ketiga, memaksa diri membedakan mana yang perlu didiamkan dan mana yang tidak bisa. Untuk godaan orang lain yang sifatnya "menguji", entah menguji keimanan, keteguhan atau apa saja, yang lebih baik adalah mendiamkan. Misalnya kita sadang giat-giatnya merealisasikan visi atau tujuan, tapi bisik-bisik orang sekitar tidak mengenakkan. Kalau kita memikirkan yang demikian, maka energi dan fokus kita menjadi tidak kuat atau bocor.<br /><br /> <br /><br />Tapi, untuk hal-hal yang sudah sampai pada kezaliman perilaku, maka kelantangan kita terkadang dibutuhkan. Orang yang mendiamkan KDRT tak berarti baik, meski tetap harus berpikir memperjuangka keutuhan. Kelantangan pun perlu dibedakan antara mana yang menginspirasi orang lain memperbaiki perlakuannya pada kita dan mana yang tidak. Umumnya, kelantangan yang efektif adalah kelantangan yang jarang, jelas, dan pendek, tidak merembet kemana-mana.<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />Bagaimana Kalau Tidak Mempan?<br /><br />Banyak yang bertanya-tanya, saya sudah berusaha baik, tapi si dia-nya itu yang tetap kurang ajar. Apa yang harus saya lakukan? Dalam kondisi begini, kita harus lari berpegang pada prinsip lain: sejauh kita memperbaiki diri, walaupun dia tidak berubah, maka dunia ini akan mendatangkan penggantinya. Sejauh kita meningkatkan kualitas spiritual, maka cahaya kita akan nyambung dengan cahaya orang lain, entah dimana, yang juga sedangkan meningkatkan spiritualnya. Inilah cara yang "sopan" dari Tuhan. Semoga bermanfaat.Moses Binwasefhttp://www.blogger.com/profile/04422766832173277283noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5583080819732092565.post-38747587190693540822009-12-09T01:49:00.000-08:002009-12-09T06:49:25.634-08:00Kreatifitas<h4 class="style5"><span class="style1">Menumbuhkan Kretivitas di Tempat Kerja</span></h4> <h5><span class="style3"> Kategori Organisasi Industri<br> Oleh : Johanes Papu<br> Jakarta, 18 Juli 2001 </span></h5> <hr> <span class="style4"> <!-- Pre-filled textarea content --><!-- Pre-filled textarea content --> <p style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;" align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Anda mungkin sependapat dengan saya bahwa Garin Nugroho, sutradara penuh bakat yang telah meraih berbagai penghargaan di dalam maupun luar negeri, adalah seseorang yang sangat kreatif. Kreativitas beliau dapat terlihat dari karya-karyanya yang cenderung lain dari pada yang biasanya. Ditengah-tengah suasana dunia perfilman dan sinetron Indonesia yang cenderung menonjolkan kemewahan & thema-thema yang jauh dari realitas (dunia mimpi), Garin mampu melahirkan film-film yang berkisah tentang realitas kehidupan dan dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari itu, Garin dapat memadukan antara kemampuan mengexplorasi berbagai realitas yang ada ke dunia film/sinetron dengan prinsip-prinsip seni. Sehingga hal-hal yang sederhana menjadi menarik dan penting, meskipun di Indonesia belum banyak orang yang memahami hal itu. </font></p> <p style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;" align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Pertanyaan kita adalah bagaimana seseorang bisa begitu kreatif sementara yang lainnya tidak. Apakah kreativitas dapat dipelajari? Jika ya, bagaimana menumbuhkan kreativitas di tempat kerja?</font></p> <p style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;" align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Menurut para ahli, seseorang yang kreatif selalu melihat segala sesuatu dengan cara berbeda dan baru, dan biasanya tidak dilihat oleh orang lain. Orang yang kreatif, pada umumnya mengetahui permasalahan dengan sangat baik dan disiplin, biasanya dapat melakukan sesuatu yang menyimpang dari cara-cara tradisional. Proses kreativitas melibatkan adanya ide-ide baru, berguna, dan tidak terduga tetapi dapat diimplementasikan. </font></p><b> <p style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;" align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Tahap-Tahap Kreativitas</font></p></b> <p style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;" align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Secara umum tahapan kreativitas dapat dibagi dalam 4 tahap: <i>Exploring, Inventing, Choosing</i> dan </font><i><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Implementing.</font></i></p> <div style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;" align="justify"> <ul><li> <div align="justify"><i><font size="2"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif"><b>Exploring</b>.</font></font></i><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2"> Pada tahap ini pekerja atau businessman mengidentifikasi hal-hal apa saja yang ingin dilakukan dalam kondisi yang ada saat ini. Sekali mereka mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut maka proses kreativitas sudah dimulai.Hal penting yang harus diperhatikan pada saat ini adalah menciptakan iklim yang menunjang proses berpikir kreatif </font></div> </li><li> <div align="justify"><b><i><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Inventing</font></i></b><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">. Pada tahap ini, sangat penting bagi perusahaan untuk melihat atau mereview berbagai alat, teknik dan metode yang telah dimiliki yang mungkin dapat membantu dalam menghilangkan cara berpikir yang traditional. </font></div> </li><li> <div align="justify"><b><i><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Choosing</font></i></b><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">. Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasi dan memilih ide-ide yang paling mungkin untuk dilaksanakan. </font></div> </li><li> <div align="justify"><b><i><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Implementing</font></i></b><i><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">.</font></i><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2"> Tahap akhir untuk dapat disebut kreatif adalah bagaimana membuat suatu ide dapat diimplementasikan. Seseorang bisa saja memiliki ide cemerlang, tetapi jika ide tersebut tidak dapat diimplementasikan, maka hal itu menjadi sia-sia saja. Sama saja dengan syair lagu "layu sebelum berkembang". </font></div></li></ul></div><b> <p align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Model Kreativitas</font></p></b> <p align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Menurut Charles Prather, dalam bukunya <i>Blueprint for Innovation</i>, gaya atau model kreativitas seseorang bersifat menetap. Prather membagi 2 gaya kreativitas:</font></p> <ul><li> <div align="justify"><b><i><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Adaptive Problem Solving</font></i></b><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">. Orang-orang yang memiliki gaya ini dalam bekerja cenderung menggunakan kreativitas untuk menyempurnakan system dimana mereka bekerja. Hal-hal yang terlihat pada orang yang memiliki gaya ini adalah bahwa mereka akan berusaha sebaik mungkin untuk membuat system menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih murah dan efisien. Apa yang mereka lakukan akan dapat dilihat hasilnya secara cepat. Oleh karena itu mereka lebih sering mendapat penghargaan. </font></div></li></ul> <ul><li> <div align="justify"><b><i><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Innovative Problem Solving</font></i></b><font size="2"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif">. Orang-orang yang memiliki gaya ini dalam bekerja cenderung untuk menantang dan mengubah sistem yang sudah ada. Mereka dapat disebut sebagai <i>"agent of change"</i> karena lebih memfokuskan pada penemuan sistem baru daripada menyempurnakan yang sudah ada. Dalam perusahaan mereka dapat dilihat pada bagian-bagian yang melakukan riset, penciptaan produk baru, mengantisipasi kebutuhan pelanggan tanpa diminta, dan orang-orang yang menjaga kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. </font></font></div></li></ul><b> <p align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Hambatan untuk Berpikir Kreatif</font></p></b> <p align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Meskipun kreativitas dan inovasi sangat dihargai di banyak perusahaan, namun hal tersebut tidak selalu dikomunikasi kepada para pegawainya. Perusahaan bahkan seringkali tidak memberikan ruang gerak bagi para pekerjanya untuk berkreasi dan berinovasi. Banyak perusahaan di Indonesia merupakan contoh dimana ide-ide kreatif hanya berakhir diruang-ruang rapat semata.</font></p> <p align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Hambatan lain yang mengganggu kreativitas adalah jika pekerjaan yang kita jalani tidak sesuai dengan minat dan bakat yang kita miliki. Selain itu gaya kreativitas yang dimiliki tidak <i>"match"</i> dengan tuntutan pekerjaan sehari-hari. Contoh: gaya kreativitas Anda adalah sebagai <i>"agent of change"</i> tetapi pekerjaan Anda lebih bersifat rutin, mekanistik dan menuntut anda untuk melakukannya sesuai dengan aturan atau prosedur yang sudah baku.</font></p> <p align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Hambatan lain datang dari unsur psikologis. Untuk menjadi kreatif seseorang harus berani untuk dinilai aneh oleh orang lain. Lihat saja para penemu dan seniman-seniman besar yang pada saat menciptakan karyanya seringkali dianggap "<i>gila"</i>. Nah, karena itu tidak semua pegawai siap untuk berbeda pendapat/ide dengan orang lain meskipun ide tersebut kemudian terbukti benar. Pola pendidikan kita yang kurang mendorong adanya variasi atau perbedaan pendapat juga sangat mendukung kurangnya kreativitas pegawai.</font></p><b> </b><p align="justify"><b><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Menumbuhkan Kreativitas</font></b></p> <p align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Pada dasarnya kreativitas dapat terjadi di semua bentuk organisasi atau perusahaan sejauh organisasi tersebut menghargai atau mendorong individu-individu untuk berkreasi. Jika tidak, maka individu yang kreatif akan menjadi frustrasi dan selanjutnya terjebak dengan rutinitas yang ada. </font></p> <p align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Berdasarkan hasil penelitian, untuk menciptakan kreativitas dibutuhkan lingkungan kerja kondusif yang menyenangkan <i>(fun)</i>, penuh rasa humor, spontan, dan memberi ruang bagi individu untuk melakukan berbagai permainan atau percobaan. Membentuk lingkungan yang kondusif seperti itu sangatlah tidak mudah bagi sebuah organisasi. Mendorong kreativitas dalam dunia kerja menuntut iklim yang <i>permissif</i> terhadap existensi individualitas dan penerimaan terhadap rasa humor, disamping tetap memegang teguh rasa hormat, kepercayaan dan komitment sebagai norma yang berlaku. </font></p> <p align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Salah satu cara terbaik untuk mendorong kreativitas dan inovasi dalam sebuah perusahaan adalah dengan cara mengukur sejauhmana hal tersebut telah dilakukan. Perusahaan dianjurkan untuk memasukkan unsur kreativitas dan inovasi ke dalam proses evaluasi kerja. Sebagai contoh: masukan unsur penilaian tentang berapa banyak ide dari seseorang atau kelompok <i>(teamwork)</i> yang dapat diimplementasikan oleh perusahaan. Jika hal ini terkomunikasi dengan baik maka setiap individu akan berusaha untuk memberikan ide secara konstruktif. </font></p> <p align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Penempatan pegawai dengan konsep <i>the right people with the right job</i> juga merupakan cara yang tepat untuk menstimulasi munculnya kreativitas dan inovasi. Hal ini karena penempatan pegawai pada posisi yang tepat akan mengurangi supervisi sehingga memberikan otonomi bagi individu dalam menyelesaikan masalah-masalah pekerjaannya. </font></p> <p align="justify"><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Root-Bernstein, salah seorang penulis buku <i>Sparks of Genius</i>, mengusulkan pentingnya pegawai untuk keluar dari cara kerja yang rutin sehingga dapat melihat masalah pekerjaan dengan cara yang baru. Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut menurut Bernstein perlu dilakukan <i>brainstorming</i> secara regular. Dengan melakukan <i>brainstorming</i> pegawai diharapkan dapat memberikan ide dan solusi yang baru. Selamat mencoba.(<b>jp</b>)</font></p></span> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Moses Binwasefhttp://www.blogger.com/profile/04422766832173277283noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5583080819732092565.post-17197078926876128172009-12-08T12:40:00.001-08:002009-12-08T12:40:59.688-08:00Siapakah pencipta dunia ini?*Dalam perjalanan kehidupan yang amat singkat ini*<br /><br />ku lalui dengan seribu tanda tanya<br /><br />apa benar ada kehidupan yang kekal<br /><br />apa benar semua itu indah pada waktu nya<br /><br />tak ada tanda yang nyata<br /><br />hanya keberhasilan karena susah paya<br /><br />tak ada perubahan yang berarti<br /><br />hanya emosi dan sifat yang kita ubah<br /><br />selain dari itu biaa-biasa saja<br /><br />tak ada mujizat<br /><br />tak ada keadilan <br /><br />orang korupsi semakin sukses<br /><br />orang ekonomi lemah semakin lemah<br /><br />aku hanya bisa <br /><br />berdoa....<br /><br />Mungkin negara kita<br /><br />belum di bebaskan dari dosa..<br /><br />atau hanya orang-orang tertentu saja yang berhak mendapat berkat<br /><br />hanya waktu yang dapat menjelaskan<br /><br />2012 mungkin cermin<br /><br />untuk saya melihat iman saya<br /><br />apakah saya bisa di selamatkan<br /><br />atau semua sama saja<br /><br />dan berakhir seperti biasa -biasa saja..<br /><br />untuk mendapatkan keuntungan orang berperang<br /><br />dan mencari jalan dengan pikiran yang sia-sia<br /><br />...sangat menyesal....terdoktrin dengan budaya orang lain...<br /><br />...sangat menyesal hidup dengan otak orang lain........<br /><br />...sangat ...malu...menjadi konsumen ....<br /><br />hukum lemah...karena iblis banyak.....<br /><br />iblis banyak karena kurang tegas<br /><br />menjaga nyawa dalam dagin ini<br /><br />prinsip hidup di obral<br /><br />keyakinan di goyang<br /><br />kami hanya jadi ikut-ikutan....<br /><br />untuk menuju jurang ...yang dalam..<br /><br />dan di perintahkan lompat.....<br /><br />kita semua lompat dan celaka menanti....<br /><br />itulah negara kita<br /><br />bukan otak orang indonesia<br /><br />yang bekerja<br /><br />orang luar<br /><br />dan maunya orang luar adakah<br /><br />memiliki bumi INDONESIA seutuh nya<br />dari sabang sampai merauke<br /><br />ada virus kapitalisme<br /><br />yang belum di scan oleh pemerintah<br /><br />virus ini telah menbunuh karakter<br /><br />dan seluruh hak cipta kita sebagai<br /><br />manusia sempurna<br /><br />yang sama seperti bangsa mana pun juga<br /><br /><br />akhir kata......kita semua di tipu oleh orang pintar<br /><br /><br />mereka menjajah kita secara perlahan tapi pasti......<br /><br />sampai titik di mana kita menyadari hak ini ....<br /><br />negara kita akan di cap sebagai negara teroris<br /><br />dan di hancurkan seprti beberapa negara yang ingin maju.....<br /><br />lalu apa yang harus kita lakukan ?<br /><br /><br /><br />Lihat diri anda dan bangun kembali jiwa anda yang telah pergi<br /><br />education atau pendidikan itu di bangun dari dalan jiwa<br /><br />tempat di mana akal <br /><br />dan kreatifitas berkumpul......<br /><br /><br />semua manusia sama....<br /> <br />JUJUR....SERIUS.........(2012 akan hancur Karena Pola pikir dunia di ubah....Tak menutup kemungkinan akan perang )<br /><br /><br /><br />...pada saat inilah Bintang Timur akan datang ....<br />...dan semua lidah akan mengaku.................<br /><br />mari kita pilih Dia sebagai raja untuk memimpin dunia ini<br /><br />dan semua orang akan sepakat untuk menjadikan satu negara<br />satu presiden....<br /><br /><br />karena saat itu ...kita semua sadar bahwa itulah salah satu cara<br /><br />untuk menyelamatkan kita...<br /><br />dari kehancuran dunia<br /><br />sunguh bumi kita sudah hancur <br /><br />karena kepentingan masing-masing negara.......<br /><br />semua ingin maju <br /><br />namun di balik itu <br /><br />malah menghancurkan bumi kita.....<br /><br /><br />Kalo prediksi Saya 2012 dunia bukan kiamat....<br /><br />tetapi menjadi satu Pemerintahan yang adil....<br /><br />dimana semua negara sepakat Untuk menjadi satu negara...<br /><br />agar dunia bisa selamat....<br /><br /><br />by.charlie binwasefMoses Binwasefhttp://www.blogger.com/profile/04422766832173277283noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5583080819732092565.post-13151808832541289492009-12-06T04:02:00.000-08:002009-12-06T04:03:23.104-08:00Berpikir Seperti Orang jeniusSaat Einstein diberi pertanyaan apakah yang membedakan dirinya dengan orang pada umumnya, dia langsung menjawab jika ada seseorang disuruh mencari sebuah jarum yang jatuh di tumpukan jerami, maka dia akan berusaha keras menemukan jarum itu. Tapi setelah jarum itu diketemukan, dia akan berhenti mencarinya. Berbeda dengan Einstein, dia akan mengobrak-abrik seluruh jerami itu untuk menemukan kemungkinan adanya jarum-jarum lain di antara jerami itu.<br /><br />Kadang kita terheran-heran bagaimana cara para orang jenius itu berpikir dan menemukan ide-ide brilian yang baru, kaya, bervariasi, dan otentik atau mampu memecahkan masalah yang sulit untuk dipecahkan oleh semua orang. Dalam bukunya Cracking Creativity (Secrets of Creative Genius) yang ditulis oleh Michael Michalko, dia mengungkapkan strategi yang umum dalam gaya berpikir seorang yang jenius dalam bidang seni, ilmu pengetahuan, dan industri. Cara berpikir orang jenius dapat digolongkan seperti dibawah ini: <br /><br />Orang jenius melihat masalah-masalah dalam banyak cara. Orang jenius sering mencari prespektif baru yang tidak ada orang lain yang menemukannya. Leonardo da Vinci percaya bahwa untuk memperoleh pengetahuan mengenai bentuk dari masalah-masalah, anda harus memulai dengan belajar bagaimana merestrukturkannya dalam banyak cara berbeda. Dia merasa saat pertama kali melihat suatu masalah akan bias jika dia menggunakan cara biasa untuk melihat suatu masalah, maka dia akan merestrukturkan masalahnya dengan melihat dari satu perspektif dan bergerak menuju perspektif lain. Dengan cara itu, dia akan menemukan inti dari masalahnya. Teori relativitas Einstein merupakan sebuah diskripsi dari interaksi antara berbagai macam perspektif. Metode analisis Freud dirancang untuk menemukan secara detail metode yang tidak sesuai dengan perspektif tradisional agar menemukan sudut pandang yang benar-benar baru. Jadi jika anda ingin menyelesaikan masalah secara kreatif, anda harus meninggalkan perspektif dari pengalaman masa lalu dan membuat kembali suatu konsep tentang masalah tersebut. Dengan tidak hanya berpijak pada satu perspektif, anda bukan hanya akan menyelesaikan masalah anda tapi juga menemukan sesuatu yang baru.<br /><br /> Orang jenius akan membuat pemikiran mereka dapat dilihat oleh orang lain. Di jaman Renaissance, Da Vinci dan Galileo sering menggunakan lukisan, grafik, peta, dan diagram untuk menjelaskan pemikirannya, sedangkan para pemikir pada jamannya hanya menggunakan matematika dan bahasa verbal. Begitu juga Einstein, dia selalu menemukan cara untuk memformulakan subjek penelitiannya dalam cara yang sebanyak mungkin termasuk menggunakan diagram.<br /><br />Orang jenius biasanya sangat produktif. Salah satu ciri orang jenius adalah dia mempunyai produktifitas yang sangat tinggi. Thomas Edison telah mematenkan 1093 penemuan dan masih menjadi rekor dunia dari seorang penemu. Dia mampu menemukan penemuan kecil setiap 10 hari dan penemuan besar setiap enam bulan sekali. Bach menulis kantata setiap minggu, bahkan jika dia sedang sakit atau kelelahan, dia terus menulis kantata. Mozart telah menghasilkan enam ratus komposisi. Einstein juga telah mempublikasikan 248 paper selain papernya tentang relativitas yang sangat terkenal. Dari penelitian Davis di Universitas Kalifornia terhadap 2036 ilmuwan, dia menemukan kebanyakan ilmuwan menghasilkan bukan hanya karya besar, tapi juga karya yang buruk. Dari kuantitas karya yang sangat banyak akan menghasilkan kualitas yang baik pula. Orang jenius itu sangat produktif. Titik.<br /><br />3. Orang jenius itu membuat kombinasi baru. Orang jenius akan membuat banyak kombinasi baru daripada yang lain dan menyeleksi dari berbagai macam pandangan. Dia akan mengkombinasikan dan mengkombinasikan kembali ide-ide, imaji, dan pemikirannya dalam berbagai macam kombinasi di pikiran sadar atau bawah sadarnya. Rumus Einstein E=mc2 tidak begitu saja mengkombinasikan konsep antara masa, energi, dan kecepatan cahaya, melainkan dia mampu melihat konsep ini dengan cara lain. Greogor Mendel menemukan ilmu pengetahuan mengenai genetik dan hukum mengenai keturunan berdasarkan kombinasinya antara matematika dan biologi yang menghasilkan ilmu baru.<br /><br />Orang jenius akan menghubung-hubungkan. Salah satu ciri orang jenius adalah dia mampu menghubungkan antara subjek yang tidak ada hubungannya, sedangkan orang lain tidak mampu melakukannya. Leonardo menghubungkan antara suara bel dengan batu yang jatuh di air, lalu dia membuat kesimpulan bahwa suara menjalar melalui gelombang. Saat Samuel Morse sedang sibuk mencari bagaimana cara menghasilkan signal telegraph yang cukup kuat untuk diterima dari satu kota ke kota yang lain, dia melihat kuda yang diikat dipertukarkan di stasiun pemancar, lalu dia menghubungkan antara stasiun pemancar kuda ini dengan signal yang kuat.<br /><br />Orang jenius berpikir berlawanan. Seorang fisikawan dan filosof David Bohm percaya jika orang jenius mampu berpikir berbeda karena mereka dapat mentoleransi ambivalensi antara dua subjek yang berlawanan atau bertentangan. Neils Bohr percaya jika anda menghubungkan dua subjek yang berlawanan, lalu anda akan membuat pikiran anda masuk ke dalam tingkatan yang baru. Penemuan Thomas Edison tentang lampu pijar dianggap tidak mungkin oleh para pemikir konvensional karena dia menghubungkan antara hal-hal yang bertentangan.<br /><br />Orang jenius akan berpikir menggunakan metafor. Aristoteles mengangap metafor sebagai tanda dari seorang jenius, dia percaya bahwa seseorang yang mempunyai kapasitas melihat kemiripan di atara dua bidang yang berbeda dan menghubungkannya adalah tanda dari orang jenius. Alexander Graham Bell membuat analogi antara cara kerja telinga dengan pergerakan sepotong membran yang kuat untuk menggerakan baja, lalu dia berhasil menemukan telepon. Einstein menjelaskan hukum-hukum relativitasnya dengan menggunakan analogi dalam kehidupan kita sehari-hari seperti saat mendayung perahu atau berdiri di dasar lantai saat kereta melintas.<br /><br /> Orang jenius mempersiapkan diri untuk menghadapi kesempatan. Saat kita mencoba sesuatu dan gagal, kadang kita melakukan sesuatu yang lain atau sebuah kecelakaan yang kreatif seperti konsep serendipity yang saya kupas di atas. Tapi hal ini bukan sebuah keberuntungan, tapi suatu wawasan yang kreatif pada tingkat tinggi seperti yang dilakukan Alexander Fleaming. Saat Thomas Edison sedang bermain dengan dempul untuk menemukan kawat pijar karbon, dia membalik dan memutar jarinya, saat dia melihat tangannya, ternyata jawabannya ada di depan matanya: karbon yang terpelintir seperti seutas tali.Moses Binwasefhttp://www.blogger.com/profile/04422766832173277283noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5583080819732092565.post-32488144711289326012009-12-05T12:24:00.000-08:002009-12-05T12:25:34.498-08:00Software Pembaca Pikiran Manusia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_zohk5EaXU8TOqVnXQMUs1t8qh_UiwIwJsANnVg1jwdonKmXDcJigRSXyFhwY2o3fWTIQRTYiuS8iKRpSfUUS7vubuPt0nFeCsTzZWnQ-Ow3AA5xxODkbpC_5ZJ7gKN4QS7Ej-aHY03g/s1600-h/AokZXkCiKY.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 250px; height: 205px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_zohk5EaXU8TOqVnXQMUs1t8qh_UiwIwJsANnVg1jwdonKmXDcJigRSXyFhwY2o3fWTIQRTYiuS8iKRpSfUUS7vubuPt0nFeCsTzZWnQ-Ow3AA5xxODkbpC_5ZJ7gKN4QS7Ej-aHY03g/s320/AokZXkCiKY.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5411850891334011698" /></a><br />LONDON - Pepatah yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan jembatan antara sesama manusia direspons serius kalangan ilmuwan. Sekawanan peneliti dari Belanda baru-baru ini mengembangkan sebuah peranti lunak yang bisa menerjemahkan bahasa dari pikiran seseorang, sekaligus menebak siapa yang mengatakannya.<br /><br />Untuk melancarkan penelitian itu, sekumpulan orang pintar dari Maastricht University melatih sebuah peranti lunak dengan memberdayakan sebuah alat pemindai resonansi magnetik (fMRI). Kombinasi keduanya mampu menelusuri aktivitas otak dari tujuh partisipan selagi mereka mendengarkan tiga pembicara berbeda yang menuturkan ucapan vokal sederhana.<br /><br />Dalam penjelasan tentang penelitian ini, para ilmuwan yang terlibat bertestimoni bahwa setiap pembicara dan setiap suara yang terdengar, menciptakan ciri khas istimewa dalam lapisan luar otak pendengar, daerah yang berkenaan dengan pendengaran. Ciri-ciri khas yang berhasil ditangkap tersebut dimanfaatkan peneliti untuk mengartikan sandi dan menentukan siapa yang bertindak sebagai pendengar dan apa yang mereka katakan.<br /><br />"Dalam penelitian ini kami menciptakan semacam alat yang bisa mengenali perkataan seseorang yang berbasis pada aktivitas otak pendengar. Kegiatan ini merupakan penelitian perdana yang mampu membedakan dua suara manusia atau dua suara yang spesifik," papar ketua tim peneliti Maastricht University, Elia Formisano, seperti dilansir dari New Scientist, Sabtu (15/11/2008).<br /><br />Selain mampu mengungkap suara dari hasil aktivitas otak, penelitian ini juga membuahkan hasil berupa penemuan fakta yang memaparkan cara kerja otak dalam mengolah sebuah perkataan. Tim peneliti ini mengamati bahwa perkataan manusia, walaupun dituturkan oleh orang yang berbeda-beda dengan isi perkataan yang sarat dengan huruf vokal, mempunyai ciri khas yang sama persis di semua otak manusia. Berdasarkan itulah peneliti berani mengklaim bahwa kombinasi antar pembicara dan suara yang dikeluarkan mampu dikenali software ciptaan mereka.<br /><br />"Ucapan vokal memang bukan perkataan yang berarti, namun sebenarnya perkataan tersebut sudah sebuah bahasa. Huruf-huruf vokal itulah yang membentuk bahasa," terang Formisano lagi.<br /><br />Dalam perkembangannya nanti, sekawanan ilmuwan ini berharap bisa mengembangkan sebuah sistem yang mampu mengenali suara yang jauh lebih kompleks tanpa harus dilatih terlebih dahulu, bahkan di tempat yang ramai sekalipun.Moses Binwasefhttp://www.blogger.com/profile/04422766832173277283noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5583080819732092565.post-83230591337432537612009-12-04T08:52:00.001-08:002009-12-04T08:53:15.419-08:00psikologi CintaPsikologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia, sudah lama tertarik dengan konsep cinta. Hanya saja masalahnya, sebagai sebuah konsep… cinta sedemikian abstraknya sehingga sulit untuk didekati secara ilmiah. Dalam tulisan ini dipilih teori seorang psikolog, Robert Sternberg. Yang telah berusaha untuk menjabarkan cinta dalam konteks hubungan antara dua orang.<br /><br /><br />Menurut Sternberg, cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan kekuasaan, misteri, permainan, dsb. Kisah pada setiap orang berasal dari “skenario” yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua, pengalaman, cerita, dsb. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan.<br /><br />Sternberg terkenal dengan teorinya tentang “Segitiga Cinta” (bukan cinta segitiga lho…!). Segitiga cinta itu mengandung komponen : (1). Keintiman (Intimacy), (2). Gairah (Passion) dan (3). Komitmen.<br /><br />Keintiman adalah elemen emosi, yang didalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust), dan keinginan untuk membina hubungan. Ciri-cirinya antara lain seseorang akan merasa dekat dengan seseorang, senang bercakap-cakap dengannya sampai waktu yang lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu. Gairah adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual. Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama.<br /><br />Menurut Sternberg, setiap komponen itu pada tiap-tiap orang berbeda derajatnya. Ada yang hanya tinggi di gairah, tapi rendah pada komitmen. Sedangkan cinta yang ideal adalah apabila ketiga komitmen itu berada dalam proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah komponen keintiman. Setelah keintiman berlanjut pada gairah yang lebih besar (dalam beberapa budaya) harus disertai dengan komitmen yang lebih besar, misalnya melalui perkawinan.<br /><br />Seperti telah diuraikan sebelumnya, pada hubungn cinta seseorang sangat ditentukan oleh pengalamannya sendiri mulai dari masa kanak-kanak. Bagaimana orang tuanya saling mengekspresikan perasaan cinta mereka (atau malah bertengkar melulu..). Hubungan awal denga n teman-teman dekat, kisah-kisah romantis sampai yang horor, dsb. akan membekas dan mempengaruhi seseorang dalam berhubungan. Karenanya setiap orang disarankan untuk menyadari kisah cinta yang ditulis untuk dirinya sendiri.<br /><br />Memang teori Sternberg tentang cinta ini belumlah lengkap dan memuaskan semua orang misalnya bagaimana teori ini dapat menjelaskan cinta ibu terhadap anak-anaknya?<br />Atau bagaimana cinta dapat dipertentangkan dengan perang dan kebencian?<br />Hanya saja, sebagai sebuah deskripsi ilmiah terhadap fenomena cinta, teori ini dapat dikatakan cukup membantu dalam memetakan pola-pola hubungan cinta antar individu.Moses Binwasefhttp://www.blogger.com/profile/04422766832173277283noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5583080819732092565.post-57665766936891960432009-11-30T10:25:00.000-08:002009-11-30T10:28:06.322-08:00hollywood siap garap film facebook<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF6FkyhI4PBR0K2veYE7DgvL-iuOTDT7osZEYORJJML93DCG4VMEGyYf8gXp-Nfskdx7g7tBNsWQBZMLJ_KlnhF0KnOw9VDG9HMESimFDXTHAqyd1TrVK4yVURrX9GnTSo3uQHFIxDuss/s1600/Facebook285.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 285px; height: 178px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF6FkyhI4PBR0K2veYE7DgvL-iuOTDT7osZEYORJJML93DCG4VMEGyYf8gXp-Nfskdx7g7tBNsWQBZMLJ_KlnhF0KnOw9VDG9HMESimFDXTHAqyd1TrVK4yVURrX9GnTSo3uQHFIxDuss/s320/Facebook285.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5409964951110401490" /></a><br /><br />Los Angeles - Produsen film Hollywood dikabarkan berniat membuat film tentang riwayat Facebook. Popularitas situs jejaring besutan Mark Zuckerberg ini memang terus menanjak sehingga kemungkinan membuat filmnya laris manis di pasaran.<br /><br />Tak tanggung-tanggung, sutradara yang digadang-gadang bakal menangani film Facebook adalah David Fincher yang pernah meraih nominasi Oscar. Studio Columbia Pictures dikabarkan sedang negosiasi dengan Fincher, sutradara yang menangani film "The Curious Case of Benjamin Button".<br /><br /> punggawa lain yang bakal disewa termasuk Aaron Sorkin, penulis naskah film top seperti 'Charlie Wilson's War'. Film tentang Facebook ini diberi judul awal, 'The Social Network'.<br /><br />Dilaporkan media hiburan Variety, cerita film bakal fokus pada sejarah Facebook, sejak masa berdirinya sampai jadi begitu terkenal. Mark Zukcerberg selaku pendiri Facebook tentunya mendapat porsi penting dalam cerita. Acuan naskah film adalah buku tentang Facebook berjudul 'Accidental Billionaires'.<br /><br />Jajaran aktor pun sudah dijaring untuk memerankan Zuckerberg. Di antaranya aktor yang membintangi Transformers, Shia LaBeouf. Tentunya karena masih tahap awal, penggemar Facebook harus sabar menunggu waktu edar film. Sedangkan pihak Facebook sendiri masih tutup mulut mengenai perkembangan film ini. ( fyk / faw )Moses Binwasefhttp://www.blogger.com/profile/04422766832173277283noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5583080819732092565.post-69654303029807191702009-11-26T10:43:00.000-08:002009-11-26T10:44:18.757-08:00Menjadi Kreatif dan ProduktifKetika kita mendengar kata kreativitas, seringkali yang muncul di benak kita adalah para penulis, pelukis, penyair, musisi – para seniman yang bergerak di dunia seni. Padahal kreativitas mencakup hal-hal yang lebih luas, misalnya: mengelola bisnis yang berkembang pesat, meningkatkan nilai penjualan produk kita, melakukan negosiasi bisnis, menyusun program komputer, menjadi orang tua yang inovatif, memiliki hidup yang menyenangkan dan membahagiakan, semuanya memerlukan tingkatan tertentu kreativitas. Kreativitas dan saat-saat penuh inspirasi merupakan hal yang sangat penting bagi segala aspek yang kita lakukan dalam hidup ini – hubungan, keluarga, bisnis, pekerjaan, dan komunitas sosial.<br /><br /><br />Pengelola rubrik:<br />Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel<br /><br />Aribowo Prijosaksono (email:aribowo_ps@hotmail.com) dan Roy Sembel (http://www.roy-sembel.com) adalah co-founder dan direktur The Indonesia Learning Institute – INLINE (http://www.inline.or.id), sebuah lembaga pembelajaran untuk para eksekutif dan profesional.<br /><br />Kita semua dilahirkan dengan potensi kreativitas. Salah satu ciri yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lain adalah kreativitas kita atau kemampuan kita mencipta. Hal ini merupakan sifat hakiki kita sebagai manusia dan merupakan bagian dari siapa kita. Kreativitas merupakan instink kita yang terbawa sejak lahir. Sebagaimana yang pernah kita bahas dalam edisi Mandiri 18, bahwa sesungguhnya alam telah mengajarkan kita untuk menjadi kreatif.<br />Segala sesuatu di dunia ini dibuat atau dibentuk dari sejumlah kecil unsur. Misalnya dalam ilmu fisika dikenal bahwa semua zat dibentuk dari partikel proton dan elektron. Dalam kimia kita ketahui bahwa berbagai jenis bahan kimia terbentuk dari senyawa karbon dan hidrogen. Lebih jauh lagi kita ketahui pula bahwa semua perhitungan yang rumit dalam matematika, statistika maupun akuntansi keuangan, pada dasarnya terdiri hanya sepuluh lambang angka. Berbagai karya tulisan, sastra dan ilmu pengetahuan tersusun dari hanya 26 alfabet! Demikian halnya musik baik itu berupa musik klasik, rock n roll, new wave, pop tercipta dengan sebuah harmonisasi yang indah dari 7 nada dasar.<br />Pelajaran apa yang dapat kita petik dari semua ini? Jawabannya adalah kreativitas. Kita dapat menciptakan banyak hal dari sumber daya yang terbatas dengan melakukan proses kreativitas. Kreativitas berasal dari kata dasar kreatif yang memiliki akar kata to create yang artinya mencipta. Inilah sesungguhnya Kuasa yang diberikan oleh Tuhan (ingat bahwa we are given the authority to use the Power of God – Kita diberikan wewenang untuk menggunakan Kuasa Tuhan). Inilah yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Kita diberi kemampuan untuk mencipta, termasuk menciptakan realitas baru dalam kehidupan kita. Sehingga apa pun situasi atau keterbatasan kita, kita memiliki potensi untuk menciptakan berbagai hal, termasuk keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup ini. Kita tidak memerlukan banyak sumberdaya untuk dapat menciptakan banyak hal yang memberi arti bagi kehidupan.<br />Oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk mulai belajar mengembangkan kreativitas dalam diri kita. Seorang anak kecil dapat membuat berbagai macam bentuk dari misalnya 50 potongan lego. Demikian halnya telah jutaan bahkan milyaran penemuan manusia yang berasal dari unsur-unsur yang terbatas atau sederhana. Penemuan roda yang berbentuk lingkaran misalnya telah menyebabkan terciptanya ribuan bahkan jutaan produk seperti mobil, kereta api, sepeda, ban berjalan, dan sebagainya.<br />Sebelum kita lebih jauh membahas tentang kreativitas, ada baiknya kita mengetahui bagaimana proses atau cara berpikir kita, sehingga kita bisa mengoptimalkan cara otak kita memproses informasi dan kemudian menemukan jalan untuk memecahkan masalah maupun memunculkan gagasan-gagasan tertentu.<br /><br />Perilaku dan Cara Berpikir<br />Sistem identifikasi gaya belajar Visual-Auditory-Kinestetik yang pernah kita bahas dalam Mandiri edisi 40 (tentang membaca dengan efektif) membedakan bagaimana kita menyerap informasi. Sedangkan untuk menentukan dominasi otak dan bagaimana kita memproses informasi, kita dapat menggunakan model yang dikembangkan oleh Anthony Gregorc, seorang pakar bidang pendidikan dan pengajaran di Universitas Connecticut. Menurutnya ada dua kemungkinan dominasi otak, yaitu: persepsi konkret dan abstrak, dan kemampuan pengaturan secara sekuensial (linear) dan acak (nonlinear).<br />Kedua kemungkinan dominasi otak ini dapat dipadukan menjadi empat kombinasi kelompok yang disebut dengan cara berpikir kita. Gregorc menyebut model cara berpikir ini: sekuensial konkret, sekuensial abstrak, acak konkret, acak abstrak. Orang yang termasuk dua kategori ”sekuensial” cenderung memiliki dominasi otak kiri (logis, analitis, sekuensial, linear dan rasional), sedang orang-orang yang berpikir secara ”acak (random) biasanya termasuk dalam dominasi otak kanan (acak, tidak teratur, intuitif dan holistik).<br /><br /><br />Pemikir Sekuensial Konkret<br />Pemikir sekuensial konkret memperhatikan dan mengingat detail dengan lebih mudah, mengatur tugas dalam proses tahap demi tahap, dan berusaha mencapai kesempurnaan. Mereka selalu memecahkan masalah, dan mengambil keputusan berdasarkan fakta atau kenyataan dan mengolah informasi dengan cara yang teratur, linear, dan sekuensial. Bagi para sekuensial konkret, realitas terdiri dari apa yang mereka ketahui melalui indra fisik mereka, yaitu: indra penglihatan, peraba, pendengaran, perasa dan penciuman. Mereka memperhatikan dan mengingat realitas dengan mudah, dan mengingat fakta-fakta, informasi, rumus-rumus, dan aturan-aturan dengan mudah. Orang sekuensial konkret selalu mengatur tugas-tugas menjadi proses tahap demi tahap dan berusaha keras untuk mendapatkan kesempurnaan pada setiap tahap. Mereka menyukai prosedur baku dan pengarahan. Karena kebanyakan dunia bisnis diatur dengan cara ini, mereka menjadi profesional bisnis yang sangat baik.<br />Berikut ada beberapa kiat bagi orang-orang sekuensial konkret: (1) atur atau rencanakan minggu atau hari-hari anda secara realistis, (2) pastikan anda mengetahui semua detail yang anda butuhkan untuk menyelesaikan tugas, (3) tentukan deadline dan pecah tugas anda menjadi beberapa tahap, (4) aturlah lingkungan kerja anda sehingga nyaman dan tentram.<br /><br />Sekuensial Abstrak<br />Realitas bagi pemikir sekuensial abstrak adalah dunia teori metafisis dan pemikiran abstrak. Mereka suka berpikir dalam konsep dan menganalisis informasi. Proses berpikir mereka logis, rasional dan intelektual. Aktivitas favorit pemikir sekuensial abstrak adalah membaca, dan jika suatu proyek perlu diteliti, mereka akan melakukannya dengan mendalam. Mereka ingin mengetahui sebab-sebab di balik akibat dan memahami teori serta konsep. Para pemikir sekuensial abstrak biasanya adalah filsuf-filsuf besar dan ilmuwan.<br />Kiat-kiat bagi para pemikir sekuensial abstrak adalah: (1) latih diri anda berpikir: ketika memecahkan masalah, ubah masalah anda menjadi situasi teoritis dan pecahkan dengan cara itu, (2) perbanyak rujukan anda dan pastikan anda mendapat semua fakta yang anda inginkan jika anda terlibat suatu proyek, (3) upayakan keteraturan, buatlah tabel-tabel, grafik langkah-langkah dan waktu yang diperlukan untuk setiap tugas anda, (4) analisislah orang-orang yang berhubungan dengan anda.<br /><br />Acak Konkret<br />Pemikir acak konkret mempunyai sikap eksperimental yang diiringi dengan perilaku yang kurang terstruktur. Seperti pemikir sekuensial konkret, mereka berdasarkan pada fakta dan kenyataan, tetapi ingin melakukan pendekatan coba-coba (trial and error). Karenanya, mereka sering melakukan lompatan intuitif yang diperlukan untuk pemikiran kreatif yang sebenarnya. Mereka mempunyai dorogan kuat untuk menemukan alternatif dan mengerjakan segala sesuatu dengan cara mereka sendiri. Mereka lebih berorientasi pada proses daripada hasil; akibatnya, proyek-proyek sering tidak berjalan sesuai dengan yang mereka rencanakan karena eksplorasi dan kemungkinan-kemungkinan yang muncul selama proses.<br />Kiat-kiat bagi pemikir acak konkret antara lain: (1) percayalah bahwa melihat segala sesuatu lebih dari satu sudut pandang adalah hal yang baik. Temukan ide-ide alternatif dan eksplorasi semuanya, (2) Libatkan diri anda dengan proyek yang memerlukan pemecahan masalah, atau kerjakan tugas anda sendiri dengan memunculkan pertanyaan dan kemudian memecahkannnya, (3) tentukan deadline untuk setiap tugas anda dan kemudian usahakan untuk menyelesaikannya tepat waktu, (4) kalau anda merasa bosan, buatlah perubahan-perubahan kecil untuk tetap menajamkan pikiran anda, (5) carilah orang-orang yang menghargai pemikiran divergen untuk mendukung anda.<br /><br />Acak Abstrak<br />Bagi para pemikir acak abstrak, realitas adalah dunia perasaan dan emosi. Mereka tertarik pada nuansa bahkan sebagian cenderung pada mistisisme. Pemikir acak abstrak menyerap ide-ide, informasi, dan kesan, kemudian mengaturnya dengan refleksi. Mereka mengingat dengan sangat baik jika informasi dipersonifikasikan. Mereka merasa dibatasi ketika berada di lingkungan yang sangat teratur sehingga biasanya tidak betah bekerja di bank atau sejenisnya.<br />Kiat-kiat bagi pemikir acak abstrak antara lain: (1) carilah rekan-rekan yang bisa bekerja sama dengan anda dan (2) ketahuilah betapa kuat emosi mempengaruhi konsentrasi anda, sehingga hindari orang-orang negatif, (3) ciptakan asosiasi visual dan verbal seperti metafora, cerita-cerita lucu, dan ungkapan kreatif untuk membantu anda mengingat, (4) bekerjalah dengan konsep yang besar, baru kemudian ke detail-detail yang ada, (5) berhati-hatilah untuk memberikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan anda, (6) gunakan isyarat-isyarat visual, seperti menempel catatan di dinding kamar kerja, cermin, mobil atau di mana saja yang sering anda lihat. Warnai kalendar dan catatan anda.<br /><br />Bagaimana meningkatkan kreativitas kita?<br />Dengan mengetahui kreativitas sebagai sifat hakiki kita sebagai manusia dan memahami bagaimana cara dan proses kita berpikir, kita akan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan maupun mengembangkan gagasan atau ide. Kreativitas dalam hal ini tidak terbatas pada pengembangan gagasan atau inspirasi ide, tetapi termasuk kreativitas dalam pengambilan keputusan maupun pemecahan masalah. Berikut ada sejumlah kiat-kiat untuk mengembangkan kreativitas kita:<br /><br />Jadilah penjelajah pikiran<br />Salah satu ciri orang yang kreatif adalah selalu terbuka dengan gagasan atau kemungkinan baru. Namun terbuka dengan hal atau gagasan baru, berbeda dengan proses secara aktif mencari dan mengembangkan gagasan. Kreativitas berarti kita secara aktif mencari dan mengembangkan gagasan secara terus-menerus. Seperti halnya seorang penjelajah, seorang kreatif senantiasa berusaha mencari berbagai cara yang berbeda untuk mengerjakan sesuatu. Seorang penjelajah pikiran meyakini bahwa ada banyak kemungkinan, peluang, produk, jasa, teman, metoda dan gagasan yang menunggu untuk ditemukan. Banyak kemajuan yang signifikan di bidang seni, bisnis, pendidikan dan ilmu pengetahuan terjadi karena seseorang yang senantiasa menjelajahi alam pikiran dan mengeksplorasi hal-hal yang belum pernah dipikirkan oleh orang lain sebelumnya. Para penjelajah tidak takut dengan ketidaktahuan dan ketidakpastian. Mereka yakin bahwa kebahagiaan dan kesuksesan tidak datang dari mengikuti jejak orang lain, melainkan mencari dan mencari jalannya sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Robert E. Peary penjelajah pertama yang mencapai Kutub Utara: In veniam viam aut faciam (I will find a way or make one – saya akan menemukan jalan atau membuat jalan baru).<br /><br />Kembangkan pertanyaan<br />Bertanyalah tentang apa saja. Kata pertanyaan dalam bahasa Inggris question diambil dari bahasa Latin quarere (yang berarti mencari), sama halnya dengan kata quest (mencari). Kehidupan yang kreatif merupakan upaya mencari terus-menerus (continuing quest). Selalu bertanya merupakan keharusan untuk kita dapat bertumbuh dan berkembang. Jangan menganggap segala sesuatu sudah semestinya (take it for granted), senantiasa pertanyakan dan bertanyalah tentang apa pun yang anda lihat dan anda lakukan dalam kehidupan ini.<br /><br />Kembangkan gagasan sebanyak -banyaknya<br />Seorang pemenang hadiah Nobel di bidang Kimia, Linus Pauling pernah mengatakan: ”the best way to get good ideas is to get a lot of ideas.” Cara terbaik untuk mendapat gagasan yang bagus adalah dengan mengumpulkan banyak sekali gagasan. Jika kita senantiasa membatasi dengan satu gagasan, satu jawaban, satu cara, dan satu kehidupan yang kita jalani, kita tidak akan pernah memperoleh hal-hal terbaik yang dapat diberikan oleh kehidupan ini kepada kita. Latihlah pikiran anda untuk senantiasa mencari banyak solusi atau alternatif. Kembangkan kreativitas dan imajinasi anda senantiasa. Jika kita hanya memiliki satu cara atau satu jawaban atas masalah kita, maka kita harus ingat bahwa banyak sekali pilihan dan alternatif untuk masalah tersebut, siapa tahu justru alternatif kedua, ketiga dan seterusnya justru yang merupakan jawaban atau solusi terbaik. Terbukalah terhadap alternatif dengan cara membuka pikiran kita.<br /><br />Langgar peraturan dan hancurkan kebiasaan lama<br />Menjadi kreatif seringkali berarti melanggar aturan atau pola-pola lama yang sudah ada, dan mengembangkan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu. Jika kita tidak memperoleh hasil yang baik seperti yang kita inginkan, baik itu dalam hal hubungan, pekerjaaan, maupun bisnis, cobalah untuk melakukan hal yang berbeda. Bagaimana anda mengharapkan hasil atau keadaan yang berbeda dengan apa yang anda miliki sekarang, jika anda tetap melakukan hal yang sama. Jika anda menginginkan hasil yang berbeda, lakukan hal yang berbeda. Keluarlah dari zona kenyamanan (comfort zone) anda dan lakukan sesuatu dengan hidup anda.<br />Saya dulunya adalah orang yang tidurnya selalu larut malam di atas jam 12 malam dan bangun kesiangan di atas jam 7 pagi. Namun dua tahun yang lalu saya berketetapan untuk mengubah kebiasaan ini. Saya tidur sekitar jam 9-10 malam dan jam 2-3 pagi saya bangun untuk melakukan meditasi dan saat teduh, kemudian menulis. Sehingga saat ini saya adalah salah satu penulis yang produktif dan buku-buku kami adalah buku best selling.<br /><br />Gunakan imajinasi<br />Imajinasi kita tidak dibatasi oleh batasan dunia nyata kita. Imajinasi kita tidak mengenal batas dan apa pun yang ditangkap oleh pikiran kita dan kita yakini, akan dapat mewujud menjadi realitas. Imajinasi kreatif kita membantu kita untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan atau opsi yang berbeda dan melihat banyak sekali skenario dan peluang hasilnya. Berikut adalah cara menggunakan imajinasi kita untuk mengembangkan gagasan inovatif.<br />Bayangkan bagaimana orang lain melakukannya. Pilihlah teladan bagi anda, misalnya anda adalah seorang musisi, maka bayangkan apa yang akan dilakukan oleh John Lennon ketika akan menciptakan lagu masterpiece-nya. Atau bagaimana misalnya seorang CEO sekaliber Jack Welch menyelesaikan masalah yang anda hadapi. Anda bisa mengetahui perilaku dan cara berpikir tokoh-tokoh ini melalui biografi atau buku-buku yang mereka tulis. Salah satu buku yang menarik yang sedang saya baca adalah Lessons from the Top: the 50 most successful business leader, karangan Thomas J. Neff dan James M. Citrin. Buku seperti ini dapat memberi inspirasi dan mengembangkan imajinasi kita, tentang bagaimana para CEO atau pemimpin perusahaan yang terkemukan menangani masalah dan membawa perusahaannya ke tingkat kemajuan yang berarti.<br />Hal berikutnya yang dapat kita lakukan adalah dengan membayangkan kita berbicara dan memperoleh nasihat dari mereka. Teknik ini menjadi sangat terkenal di tahun 1996, ketika wartawan Bob Woodward melaporkan bahwa Ibu negara Amerika ketika itu, Hillary Clinton memanggil arwah mantan ibu negara Eleanor Roosevelt. Padahal sebenarnya Hillary Clinton sedang mempraktekan teknik imajinasi dengan dipandu oleh akademisi dan penulis buku terkenal Jean Houston di Camp David. Teknik ini sederhana, caranya adalah dengan membayangkan diri kita sedang ”melakukan dialog dan diskusi” secara nyata dengan seseorang yang kita kagumi dan hormati, serta kita mendengarkan nasihat mereka atas setiap persoalan dan masalah yang kita hadapi.<br /><br />Isilah sumber inspirasi anda<br />Mengisi sumber inspirasi berarti mengembangkan diri kita untuk lebih waspada, menyeimbangkan kehidupan kita. Karena seperti kata pepatah Zen: ”The bow kept forever taut will break.” Busur panah yang terus menerus ditarik, lama-lama akan patah. Peliharalah keseimbangan antara kerja dan relaks, antara kantor dan keluarga, antara dunia dan akhirat. Banyak sekali mereka yang berhasil dalam bidang kehidupan, menemukan jalan kesuksesan (breakthrough) setelah menarik diri, melakukan kontemplasi dan perenungan.<br />John Kehoe, penulis buku Mind Power mengatakan bahwa ”when you are idle your conscious mind, your subconscious mind (creative mind) advances full steam ahead.” Jika anda mengosongkan pikiran anda, maka kreativitas anda akan maju ke depan.<br />Inilah yang menjadi pesan utama kami dalam mengembangkan manajemen diri, yaitu membiasakan diri untuk melakukan relaksasi dan meditasi, sehingga kita dapat mencapai kesadaran yang lebih tinggi dan memasuki alam kreativitas yang membawa kita pada jalan kesuksesan. Bahkan banyak sekali para ahli mind power meramalkan bahwa abad ke-21 akan menjadi abad kebangkitan berpikir (the Renaissance), jika banyak orang mempraktekan kehidupan yang meditatif dan mengembangkan kreativitas melalui pendayagunaan kekuatan bawah sadarnya.nMoses Binwasefhttp://www.blogger.com/profile/04422766832173277283noreply@blogger.com0